I.Ratusan ribu warga Mesir memenuhi Lapangan Tahrir di Kairo untuk mengikuti protes terbaru menuntut pengunduran diri pemerintah Husni Mubarak.
Para demonstran bertekad melanjutkan aksi protes sampai Husni Mubarak turun
Wartawan BBC di ibu kota Mesir, Jim Muir, mengatakan unjuk rasa hari Selasa (08/2) ini merupakan demonstrasi terbesar sejak aksi protes dimulai 25 Januari. Demo besar ini berlangsung meskipun pemerintah mengumumkan rencana peralihan kekuasaan secara damai. Presiden Mubarak mengatakan dia akan tetap melanjutkan jabatan sampai September.
Di Lapangan Tahrir, upaya tentara untuk memeriksa kartu pengenal orang-orang yang ikut aksi protes tak jadi dilaksanakan karena begitu besarnya jumlah yang datang.
Wartawan kami mengatakan pesan kepada penguasa singkat saja: bahwa dukungan sangat besar dari semua lapisan orang Mesir untuk demo ini, dan konsesi pemerintah tidak cukup.
Demonstrasi terbaru ini, yang kini memasuki pekan ketiga, terjadi sementara kehidupan normal mulai pulih di jalan-jalan Kairo. Para pengunjuk rasa tetap melanjutkan tuntutan agar Mubarak segera turun, dan mengatakan mereka skeptis terhadap peralihan yang dipimpin oleh pemerintah.
II. Rujuk nasional
Dalam menanggapi protes ini, Presiden Mubarak membentuk komite untuk mengusukan perubahan konstitusi, dan komite lainnya sedang dibentuk untuk melakukan perubahan itu.
Wakil Presiden Omar Suleiman, yang mengumumkan pembentukan dua komite baru ini, mengatakan dia sudah memberitahu Mubarak mengenai perundingan yang sedang berlangsung dengan oposisi, dan presiden menyambut baik proses "dialog" dan "perujukan nasional".
"Presiden juga menekankan pentingnya melanjutkan proses ini dan bergerak dari panduan menuju peta yang jelas dengan jadual waktu yang pasti" untuk pemindahan kekuasaan yang "damai dan tertata", katanya.
Diantara perubahan penting yang akan terjadi adalah aturan tentang pemilihan presiden dan penetapan batas berapa kali masa jabatan seseorang bisa menjadi presiden.
Komite ketiga, yang diperkirakan akan memulai pekerjaan dalam beberapa hari mendatang, akan menyelidiki bentrokan antara kelompok pro- dan anti-Mubarak pekan lalu, dan menyampaikan hasilnya kepada jaksa agung, kata Suleiman.
Dia juga mengatakan Presiden Mubarak telah mengeluarkan perintah untuk menghentikan tindakan represif terhadap oposisi.
III. Mesir Bergejolak, Keluarga Mubarak Lari ke Inggris
Menyusul aksi protes masyarakat yang semakin meluas terhadap pemerintahan Presiden Mesir Hosni Mubarak, berbagai laporan menyebutkan bahwa para anggota keluarga Mubarak memutuskan untuk segera melarikan diri.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Susan Mubarak, istri Presiden Mesir, telah meninggalkan negaranya menuju London.
Berdasarkan laporan tersebut, para pegawai bandara internasional Heathrow , London, asal Mesir, langsung mengenali istri Mubarak. Pada saat yang sama, koran Times terbitan New Delhi dalam edisi terbarunya (26/1), juga menurunkan laporan bahwa Gamal Mubarak, putra Presiden Mesir, yang menurut rencana akan menggantikan jabatan ayahnya itu, telah meninggalkan Kairo menuju London.
Sebagaimana diketahui, ribuan warga Mesir Selasa 25 Januari menggelar demonstrasi besar-besaran di jalan-jalan kota Kairo menuntut reformasi politik dan ekonomi. Mereka juga mendesak turunnya Mubarak dari kekuasaan. Selain di Kairo, sejumlah kota-kota lainnya seperti Mansoura, Tanta, Aswan, Asyut juga menjadi ajang demonstrasi massa.
Dilaporkan bahwa sejumlah demonstran dan beberapa wartawan ditahan aparat. Mesir dan kawasan Timur Tengah ikut bergejolak menyusul hal serupa di Tunisia yang ikut menjatuhkan Presiden Ben Ali.
Mohammad ElBaredei, seorang tokoh oposisi paling menonjol mengecam keras kekerasan aparat pada demonstran. Ia menilai, Mubarak telah bertindak layaknya raja di negara ini. Selanjutnya, ElBaradei menginginkan adanya reformasi dan demokrasi yang benar di Mesir. Dia bahkan memuji gerakan rakyat Mesir untuk mencontoh rakyat Tunisia dalam revolusi yang menumbangkan kekuasaan Zine el Abidine Ben Ali.
IV. Kondisi Mesir Terkini Pasca Pidato Hosni Mubarak Tolak Mundur Mesir Meledak Potensi Pertumpahan Darah
Setelahseharian penuh gejolak spekulasi, rakyat Mesir Kamis (10/2/2011) malam akhirnya tetap kecewa dan marah. Presiden Hosni Mubarak masih bercokol sebagai penguasa negeri itu. "Jadi saya pikir, saya akan mendelegasikan wewenang kepada wakil presiden, berdasarkan konstitusi, ketentuan konstitusi," kata Mubarak dalam pidato yang disiarkan nasional, Kamis malam waktu setempat atau Jumat dini hari (WIB).
Wakil presiden itu adalah mantan kepala intelijen, Omar Suleiman, yang belum lama ditunjuk oleh Mubarak sebagai reaksi awal terhadap protes massa atas dirinya. Konstitusi Mesir memang memungkinkan presiden untuk mendelegasikan kekuasaan kepada wakil presiden, sebuah ketentuan yang semula dicantumkan dalam konstitusi dalam hal presiden berhalangan sementara. Namun konstitusi menyisakan tiga kekuasaan khusus bagi presiden, yang tidak dapat didelegasikan kepada wakil presiden. Tiga kekuasaan itu adalah hak untuk memberhentikan parlemen, hak untuk meminta perubahan konstitusional, dan untuk mengubah struktur pemerintah.
Duta besar Mesir untuk Amerika Serikat, Sameh Shoukry, mengatakan, meski Mubarak berdasarkan hukum masih presiden, Suleiman sekarang menjadi "presiden secara de facto."
Suleiman telah memulai negosiasi dengan beberapa oposisi Mesir, dan Mubarak, sebagaimana diberitakan CNN, mengatakan, ia sudah meminta untuk modifikasi lima pasal konstitusi, yaitu pasal 76, 77, 88, 93 dan 198, dan mencabut pasal yang ke enam, yaitu pasal 179. Pasal 76 dan 77 berhubungan dengan cara pemilihan presiden. Pasal 76 menetapkan standar bagi kualifikasi partai, sementara pasal 77 mengatur masa jabatan presiden selama 6 tahun tanpa ada batasan bagi pemilihan ulang. Pasal 88 dan 93 berhubungan dengan bagaimana anggota parlemen akan dipilih. Pasal 88 mengharuskan hakim untuk mengawasi pemilu.
Perubahan tersebut, jika diterapkan, akan menjawab tuntutan, yaitu membuka pemilu Mesir bagi para kandidat oposisi dan melepaskan cengkeraman partai Mubarak pada kekuasaan.
Pasal 179, yang Mubarak usulkan untuk dibatalkan, memungkinkan presiden untuk mengirim orang yang dicurigai terlibat dalam terorisme ke pengadilan militer.
Mubarak dan Suleiman berjanji untuk melanjutkan pekerjaan tersebut. Namun pertanyaan nyata sekarang tentang apa yang terjadi selanjutnya di Mesir hanya dapat dijawab oleh "gerakan pemuda", yang telah melancarkan aksinya dua pekan lalu, dan respon pihak militer.
Setelah pidato Mubarak, para pengunjuk rasa yang marah meningkatkan tuntutan mereka bahwa ia harus mengundurkan diri. Kelompok-kelompok demonstran memisahkan diri dari Tahrir Square, beberapa menuju ke istana presiden dan yang lain menuju stasiun televisi negara, yang keduanya dijaga ketat militer. Sejumlah pengunjuk rasa lainnya bertahan di alun-alun, di sana mereka menunjukkan pembangkangannya dengan berbaring di jalanan dan trotoar. Banyak dari mereka mengatakan, bermalam di alun-alun itu merupakan yang pertama kalinya bagi mereka, meskipun Suleiman meminta mereka pulang ke rumah.
Setelah salat subuh Jumat ini, diperkirakan lebih banyak pengunjuk rasa yang akan tiba dan bisa menjadi demonstrasi terbesar yang belum pernah ada. Apa yang akan terjadi kemudian, masih menjadi teka-teki.
Sejumlah demonstran mengatakan, mereka takut akan "pertumpahan darah". Pemimpin oposisi Mesir Mohamed ElBaradei, seusia mendengar pidato Mubarak mengatakan, Mesir akan "meledak".
V. Demo Mesir Diprediksi Memuncak Hari Ini
Aksi unjuk rasa menentang rezim pemerintahan Hosni Mubarak mencapai puncaknya pada Selasa (1/2) pagi waktu setempat. Jutaan rakyat Mesir saat ini berbondong-bondong menuju Tahrir Square, Kairo.
Ratusan ribu, bahkan jutaan rakyat Mesir ini memenuhi jalan-jalan utama di kota Mesir, Kairo menuju ke satu tempat Tahrir Square yang selama ini mejadi lokasi pusat kegiatan warga.
Di Tahrir Square ini para pengunjuk rasa menyuarakan yel-yel yang mendesak agar Presiden Hosni Mubarak turun dari jabatannya.
Selain di Kairo, aksi turun ke jalan juga berlangsung di kota pelabuhan Alexandria, sebagai bagian dari gerakan sejuta orang yang menginginkan perubahan rejim di Mesir.
Semula mereka akan bergabung dengan aksi unjuk rasa yang dipusatkan di tahrir square kota Kairo, namun mereka terhalang karena tidak ada kereta api yang bisa membawa mereka ke Kairo. Sejak Senin kemarin, pemerintah Mesir menutup jalur kereta api di negara tersebut.
VI. Hosni Mubarak Mundur
Klakson mobil terdengar seantero Kairo untuk merayakan pengumuman mundurnya Hosni Mubarak. Wakil Presiden Mesir, Omar Suleiman, mengungkapan bahwa Presiden Hosni Mubarak telah mengundurkan diri dan kontrol negara saat ini diserahkan kepada militer.
Seperti dikutip dari laman AP, klakson mobil terdengar seantero Kairo untuk merayakan pengumuman mundurnya Presiden Hosni Mubarak yang disampaikan Omar Suleiman melalui TV nasional, Jumat waktu setempat.
"Dalam masa sulit yang tengah dialami negara, Presiden Hosni Mubarak telah memutuskan meninggalkan posisi presiden," kata Suleiman. Dia telah menugaskan Dewan Angkatan Bersenjata Mesir untuk mengarahkan situasi dan kondisi negara seribu Menara ini ke depan.
VII. Rakyat Mesir Merayakan Sepekan Kejatuhan Mubarak
Jutaan warga Mesir tumpah ruah di Alun-Alun Tahrir, Kairo, buat merayakan satu pekan mundurnya Presiden Husni Mubarak. Mereka berpesta sampai larut malam.
Suasana di Alun-Alun Tahrir riuh. Gerakan pemuda oposisi bersama jutaan warga tak henti-hentinya mengingatkan revolusi Mesir belum berakhir. Dan, menurut mereka, revolusi mesti dikawal.
Mubarak mundur setelah 18 hari tanpa jeda rakyat terus turun ke jalan. Tapi perjuangan rakyat Mesir bukan tanpa harga. Aksi menuntut Mubarak lengser menelan 350 korban tewas dan 500 warga lainnya terluka.
Mesir kini disopiri Dewan Militer Tinggi. Dewan diberi mandat karena berjanji melaksanakan reformasi secara demokratis dan menggelar pemilu yang adil September mendatang.
Referensi :
-
Metrotvnews.com
Vivanews.com
- Kompas.epaper.com